Melonjak 25%, Karantina Pastikan Arus Komoditas Ke NTT Selama Nataru Sehat dan Lancar


KUPANG – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Nusa Tenggara Timur (Karantina NTT) melakukan pengawasan secara intensif selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) guna memastikan kelancaran serta keamanan lalu lintas komoditas hewan, ikan, tumbuhan dan produknya yang masuk dan keluar wilayah NTT. 

Pengawasan tersebut dilakukan di seluruh Satuan Pelayanan (Satpel) maupun Pos Pelayanan (Pospel) Karantina NTT.

“Kita punya 14 satuan pelayanan di NTT ini yaitu Satpel Labuan Bajo, Reo, Ende, Maumere, Alor, PLBN Motaain, Atapupu, PLBN Motamasin, PLBN Wini, Eltari, Rote, Sabu, Waingapu dan Satpel Waikelo, juga termasuk beberapa pos pelayanan, itu tetap kita lakukan pelayanan selama libur Nataru,” ungkap Simon Soli, Kepala Karantina NTT dalam keterangan tertulisnya (30/12).

Menurutnya pada tahun ini terdapat lonjakan lalulintas berbagai komoditas hewan, ikan, tumbuhan dan produknya baik masuk maupun keluar NTT. 

Dari data sertifikasi karantina, pada Desember tahun 2024 jelang Nataru, jumlah sertifikasi domestik keluar tercatat sebanyak 2.665 sertifikat, sedangkan pada Desember tahun ini, Karantina NTT telah menerbitkan sebanyak 3.318 sertifikat domestik keluar, atau melonjak sebesar 25%. 

Hal tersebut juga terjadi pada arus lalu lintas ekspor, terutama ke wilayah Timor Leste. Diketahui pada Desember tahun 2024, jumlah sertifikat ekspor yang diterbitkan Karantina NTT sebanyak 688 sertifikat, sedangkan pada bulan Desember tahun ini, terutama pada arus menjelang Natal dan Tahun Baru, jumlah sertifikat ekspor meningkat signifikan menjadi 1.258 sertifikat atau meningkat sebesar 82%.

“Peningkatan ini tentu ada sisi positif negatifnya, positifnya artinya ada peningkatan arus barang baik antar pulau maupun antar negara yang diharapkan berdampak pada sektor ekonomi masyarakat secara langsung, namun demikian kami juga tetap waspada dan menjaga agar komoditas-komoditas tersebut kita jaga tetap aman dan sehat, aman bagi masyarakat yang mengonsumsinya dan sehat tidak berisiko membawa hama penyakit berbahaya, yang membahayakan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam hayati kita, terutama di NTT ini,” jelas Simon.

Dikatakan Simon bahwa meskipun dalam masa libur, pelayanan operasional karantina tetap berjalan. 

"Saya memonitor secara langsung pelayanan karantina tetap dibuka selama libur dan merupakan komitmen Karantina NTT demi mendukung kelancaran arus lalu lintas komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan, sekaligus memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat dan pelaku usaha," Pungkas Simon Soli menutup pernyataannya. @Hms/Tim 

Lebih baru Lebih lama